Sabtu, 13 Juni 2009

Layakkah Kita Dihadapan Tuhan?

Suatu hari, ada seorang anak kecil yang sedang berjalan-jalan, saat itu dia melewati sebuah toko hewan, disaat itu dia masuk ke toko hewan itu, diapun berkeliling-keliling di dalam toko itu, hingga ia terhenti pada sebuah tempat, yang meperlihatkan beberapa anak anjing yang sangat lucu, dia pun melihat-lihat sebentar dan dia terkagum dan sangat suka sekali dengan anak-anak anjing itu,, lalu ia pun bertanya pada sang penjaga toko, berapa harga anak anjing ini, penjaga itu pun menyebutkan sejumlah harga pada anak tersebut, lalu anak itupun berkata pada sang penjaga toko, tolong anda jagakan seekor anak anjing yang ada disana, sekiranya saya akan membelinya nanti, lalu penjaga toko tersebutpun berkata, baiklah saya akan menjaganya untukmu, tetapi cepatlah engkau kembali krna mungkin saja disaat kau kembali nanti, sudah ada orang yang akan membelinya, sebab aku tidak bisa lama-lama menjagakanya untukmu, anak itu pun menyawab baiklah, saya akan segera kembali dan membelinya.

Anak itupun pergi dari toko tersebut, iapun mencari cara untuk mendapatkan uang untuk membeli anak anjing tersebut, lalu ia pun mencari sebuah pekerjaan, ia pun rela menjadi seorang pengantar makanan, dia pun menjadi seorang pengantar koran, segala pekerjaan dia lalui, hanya untuk bisa membeli anak anjung tersebut. Diapunn sangat lelah melakukan segala pekerjaannya, tetapi disaat dia mulai lelah dia ter ingat akan anak anjing tersebut, diapun bangkit kembali dan meneruskan pekerjaanya, kobaran semangatpun menyala nyala pada anak ini. akhirnya sejumlah uang yang diinginkanya pun ia dapatkan. lalu dengan tersenyum ia berkata, akhirnya ini saatnya aku bergegas untuk menjemput anak anjingku yang kuinginkan itu, dengan langkah yang pasti, dan penuh kegembiraan, dia berjalan ke arah toko yang menjual anak anjing itu, lalu ia pun masuk kedalam situ, tetapi apa yang ia dapatkan dari penjaga toko itu, anak itu berkata, aku datang mebawa sejumlah uang yang kau hargai untuk anak anjing yang saat itu ingin kubeli, tetapi kata penjaga toko itu, maaf sangat ku sesalkan tetapi anak anjing ini sudah ada yang memesan, karena tidak kunjung datang kabar darimu sehingga aku telah menjualnya kepada seseorang, dan sebentar lagi ia akan datang mengambilnya,... lalu sang penjaga itu pun berkata kembali, tetapi disini tersisa satu ekor anak anjing lagi, tetapi dia tidak lah baik untuk mu, lalu anak itu pun tersenyum dan memberikan sejumlah uang yang ada padanya dan berkata pada sang penjaga toko, tuan ini sejumlah uang yang kujanjikan, dan aku akan membawa anjing ini bersamaku, tapi kata sang penjaga toko, tidak dia tidaklah baik untukmu, dia cacat kakikananya tidak ada semenjak dia lahir, tetapi anak itupun tersenyum dan berkata, tidak dia baik untukku dan aku senang padanya, anak itu pun mengambil anak anjing yang cacat itu dan pergi dengan tersenyum dan gembira, sang penjaga tokopun tertegun dan tak sadar bahwa anak itu sudah berada diluar toko, lalu penjaga itu berlari keluar ingin menghetikan anak itu karena ia ingin menggantikan anjing yang cacat itu dengan anjing yang lain yang lebih baik, tetap saat penjaga tersebut sudah berada diluar diapun terhenti dan terdiam, dia terkejut dengan apa yang dia lihat hari itu, anak itu berjalan dengan tidak stabil, dan ia melihat bahwa kaki kanan daripada anak tersebut cacat. dan penjaga itu pun haya bisa terdiam dan mengurungkan niatnya, dan ia pun kembali ke dalam toko dan tersenyum.

Kadang Begitulah Tuhan, Dia berusaha dengan keras untuk menggapai tangan kita, agar kita kembali lagi pada jalanya, dan berjalan bersama Dia, tapi terkadang kita selalu tidak mau untuk di bawa Oleh Tuhan, seperti trtulis Banyak yang terpanggil tetapi sedikit yang terpilih. Begitulah kita banyak panggilan-panggilan Tuhann datang, saat kita terpanggil, kita datang dan semangat untuk melayani, tetapi disaat kita sudah diperhadapkan pada hal yang rumit, kita terjatuh dan terkadang kita tidak bangkit dari keterpurukan itu, sehingga sedikit sekali yang terpilih. Untuk itu mari kita renungkan, begitu besar kasih Allah akan kita, tetapi sekarang apakah yang sudah kita berikan pada Nya, sesuatu yang terbaik yang kita miliki? Renungkan, dan mari bangkit kembali, bukankah 7 kali orang benra jatuh maka ia akan bangkit kembali? Mari kita sebagai anak-anak Tuhan bangkit kembali, dan mari kita melayani Tuhan hingga pada akhirnya nanti Ia menjemput kita dan membawa kita bersama dengan Dia ke tempat yang maha kudus. God Bless You. Writen_by_Chris

Jumat, 12 Juni 2009

Kenapa Kita Selalu Jatuh Pada Dosa yang Sama?

Ada yang bilang, hanya keledai bodoh, yang jatuh pada lubang yang sama berulangkali. Apa sih maksudnya? Yah bisa dibilang hanya orang yang bodoh yang selalu mengulang kesalahan yang sama, terkadang kita sebagai anak-anak Tuhan, kadang melakukan hal yang sama. Kita seringkali jatuh pada Dosa yang sama, mengapa demikian? Itu yang akan kita bahas. Kenapa Jatuh dalam Dosa? Kita jatuh karna kitaterlalu yakin kalo kita bisa ngadepin tu dosa, misalnya,... ah gw kan anak Tuhan pasti Tuhan jagain gw teruz, jadi lo gw mau bikin dosa pasti Dia bakalan nyuruh malaikatnya buat ngalangin gw tuk bikin tu dosa,... Ia emank God buat kita gak bakalan bikin tu dosa, tapi di saat kita dah diperadapkan dengan tu Dosa dalam kondisi yang sangat dekat Iblis juga gak tinggal diem, karena kuasa kedangingan kita yg gede, makanya kita biasanya langsung berkompromi dengan dosa, and endingnya kita jatuh lagi deh kodosa yang sama. next, kok bisa ya Dosanya itu itu aja? nah tu dia, kenapa dosa yang bikin kita jatuh gak beda, apa kek, dosa yang baruan gitu biar update dikit, hehehehe emank anti virus musti di update,.. Kita bisa jatuh ke itu dosa, apalagi dosa yang sama, tu semua karna Tuhan mengizinkan Iblis untuk mencobai kita, kasarnya kalo di ilustrasikan ginini ceritanya. Devil: God, tu anak lo ya, yang udah tobat. God: Ia, Dia anak yang sangat ku kasihi, Devil: Em, setia gak ya anak lo tu God? God: dia pasti setia, karena dia sudah berjanji saat dia lahir baru, bahwa dia akan selalu setia mengikut aku, dan memikul salibnya. Devil: Owh, keren juga, tapi masa sih? aku gak yakin neh GOd,... boleh gak aku test kesetiaanya padaMu. God: silahkan, apa yang ada padanya, dan disekitarnya dapat kau ambil, tetapi jangan ambil Nyawanya, karena dia berharga bagiKu. Devil: ok God, gw coba deh.... Nah kira-kira gitu pembicaraan God ama Devil, nah disaat kita lg berkobar kobarnya melayani Tuhan, and mengikut Dia, terkadang kita lupa bahwa Iblis gak akan Tinggal diam ngeliat kesetiaan kita, bisa aja sekarang kamu melayani orang, bilang ke dia jangan mencuri karna itu perbuatan yang gak disenagi oleh Tuhan, and beberapa jam and hari kemudian kata-kata elo tu bakalan diujikan kembali ama lo, kalo lu kuat berpegang oleh Kristus, pasti lo ga akan jatoh pada Dosa mencuri, tapi lo lu telalu sombong and lu telalu meyakinkan diri lu dengan hikmat manusia lo, dijamin deh lo bakalan jatuh pada dosa itu, nah si Iblis mencari selah selah itu yang bakalan bikin kita jatoh, nah kenapa Dosa yang sama, karena Iblis tau itu kelemahan kita, jadi di saat kita udah bangkit, pasti dosa itu akan diperhadapkan sama kita and Iblis mau liat bisa gak kita ngadepinya, lo kt gak kuat ya pastinya kita jatuh lagi, and disaat kita bangkit lagi pasti kita diperhadapkan pada hal yang sama, and kapan berhentinya? itu aka terhenti, asalkan kita bener-bener sungguh untuk komit ma Tuhan untuk hal tersebut, untuk mengatakan tidak pada semua dosa yang ada, karena kita jatuh karena kita terlalu lemah untuk mengatakan tidak terhadap dosa. Amsal 3:7 Janganlah engkau menganggap dirimu sendiri bijak, takutlah akan Tuhan dan jauhilah kejahatan. Ok, karena kita udah tau sampai mana kemampuan kita, kita mesti kuat didalam Tuhan agar setiap pencobaan yang datang tidak menjatuhkan iman percaya kita, karena Tuhan lah sumber kekuatan yang hidup, jangan kompromi dengan dosa, and selalu hidup kudus didalam Tuhan. God Bless You. Writen_by_Chris

Selasa, 31 Maret 2009

Perumpamaan anak yang hilang

Perumpamaan anak yang hilang adalah sebuah perumpamaan yang diajarkan oleh Yesus kepada murid-muridnya. Kisah ini tercantum di dalam Lukas 15:11-32. Perumpamaan ini menceritakan tentang kasih seorang bapa kepada anaknya. Di dalam cerita ini, sekalipun titik beratnya adalah tentang si anak bungsu, namun sebenarnya si anak sulung juga memiliki peran di dalam cerita ini.








Perumpamaan ini menceritakan tentang seorang bapa yang memiliki dua orang anak. Pada suatu hari, anaknya yang bungsu ini meminta harta warisan yang menjadi bagian miliknya (yang seharusnya dibagikan ketika bapanya sudah meninggal). Kemudian dengan harta warisannya itu, dia pergi berfoya-foya ke negeri yang jauh.

Setelah uangnya habis, dan di negeri tempat dia berdiam itu timbul bahaya kelaparan, timbul penyesalannya mengapa ia harus pergi dari rumah ayahnya, karena ketika ia berada di negeri tersebut, ia sangat kelaparan, bahkan sampai-sampai ingin memakan ampas babi di tempatnya bekerja sebagai penjaga babi.

Kemudian anak itu akhirnya memutuskan untuk pulang, dengan berencana akan menjadi pekerja dari ayahnya saja. Dia berpikir, ayahnya pasti tidak mau menerimanya lagi sebagai anaknya. setelah perlakukannya terhadap ayahnya. Namun ternyata, apa yang terjadi sungguh di luar perkiraannya. Ayahnya bukan saja berlari menerimanya dengan gembira, namun segera memanggil pelayan-pelayannya untuk mengganti pakaian anaknya itu dengan pakaian yang indah beserta perhiasan-perhiasannya, serta mengadakan suatu pesta yang besar, karena katanya, "Sebab anakku ini telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali."

Namun, kakaknya si anak sulung ternyata tidak terima ayahnya memperlakukan si anak bungsu sebaik itu. Ia merasa iri, bahwa setelah sekian lama ia bekerja membantu ayahnya, tidak pernah ayahnya memperlakukannya sebaik itu. Ia marah dan tidak mau mengikuti pesta itu. Namun ayahnya kemudian datang padanya dan menjelaskan, bahwa selain bapanya itu tidak pernah menutup mata terhadap hal-hal yang anak sulungnya pernah lakukan untuk dirinya, bapanya juga menyadarkan bahwa sudah sepatutnya sang anak sulung ini bergembira, karena yang pulang ini adalah adiknya sendiri.



Perumpamaan tentang anak yang hilang ini adalah suatu perumpamaan yang sering dipakai untuk menggambarkan kesetiaan Allah (yang sering digambarkan sebagai Bapa) yang tidak pernah berubah, sekalipun umatNya (digambarkan sebagai anak) sering menyakiti hatiNya dan meninggalkanNya untuk pergi menikmati kesenangan duniawi (digambarkan sebagai negeri yang jauh). Secara kenyataan, di dalam berbagai kesempatan, Tuhan memang menyatakan di dalam Alkitab bahwa umat-umatNya memang memiliki status dan kuasa sebagai anak-anakNya, bukan hanya perumpamaan saja.

Tuhan Yesus hendak menekankan bahwa seindah-indahnya kenikmatan duniawi yang dapat dipandang mata, suatu saat itu akan berbalik menjadi jerat yang akan membuat seseorang meninggalkan Tuhan, apabila kenikmatan itu dikejar melebihi apapun, bahkan kenikmatan yang kelihatannya tidak berdosa sekalipun. Yesus juga secara tidak langsung menyatakan bahwa "tempat tinggal" manusia yang sesungguhnya adalah berada di "rumah Bapa", dalam artian selalu bersekutu dan berhubungan dengan Tuhan, sebab analoginya, dengan tinggal di dalam satu rumah yang sama, maka orang-orang yang ada di dalamnya akan memiliki relasi yang kuat. Tuhan tidak ingin umatNya mencoba mengais-ais "kesenangan duniawi", padahal di dalam persekutuan dengan Dia, Tuhan hendak menyediakan suatu kesenangan yang sejati yang berlimpah.

Sebaliknya, anaknya yang sulung, sekalipun memang tidak pergi dari rumah bapanya, namun ia bekerja pada bapanya dengan berorientasi pada upah. Ia lama memendam keinginan untuk diperlakukan secara khusus oleh bapanya oleh karena ia menjadi satu-satunya anak bapanya, namun perlakuan itu tak kunjung datang. Padahal ia lupa, seluruh milik bapanya itu adalah miliknya juga. Bila ia ingin mengadakan pesta atau apapun yang ia suka, tentu bapanya tidak akan melarang. Namun dengan itu, dapat diketahui bahwa anak yang sulung ini pun tidak memiliki kasih, selalu menuntut penghargaan demi penghargaan dari bapanya. Ia bekerja hanya untuk dirinya sendiri.

Di akhir pengajarannya Yesus menekankan tujuanNya datang ke dunia adalah untuk mencari orang-orang yang terhilang, seperti kata-kata bapa itu:
“ Kita patut bersukacita dan bergembira karena adikmu telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali. (Lukas 15:32) ”

Demikian pula Ia menekankan bahwa Ia tidak ingin umat-umatNya menjadi seperti anak yang sulung yang hanya memikirkan diri sendiri, tidak memiliki kasih terhadap adiknya yang bungsu, namun Ia ingin agar umat-umatNya peduli terhadap orang-orang yang belum mengenal Yesus.

Perumpamaan tentang anak yang hilang, seperti juga perumpamaan tentang domba yang hilang dan perumpamaan tentang dirham yang hilang, selalu diakhiri dengan pesta besar ketika hal yang hilang itu diketemukan. Dan semua perumpamaan itu berbicara tentang orang-orang berdosa yang belum mengenal Kristus. Bahkan, ada sukacita yang besar di Sorga oleh karena satu orang berdosa bertobat (Lukas 15:7) . Oleh karena itu mengapa dalam ketiga perumpamaan tersebut selalu diakhiri dengan pesta besar.

Jumat, 20 Maret 2009

Ada yang ulth jadi di Doa'in

Me And My Friend's




Army of Goverment