Minggu, 30 November 2008

Pendekar Pelkes (That is my Father)

gp immanuel
Mon, 28 Oct 2002 23:16:08 -0800
Mailing List BPK Gerakan Pemuda GPIB
Forum Diskusi Antar Pemuda GPIB
http://gp.gpib.or.id | http://milis.gp.gpib.org
Salam Sejahtera,

Terpujilah Allah, Khalik langit dan bumi,
Pengatur napas semesta alam
Pemilik hidup dan kehidupan manusia

Pendeta Hengky Karambut, sosoknya sangat berbeda dibanding pendeta-pendeta yang pernah saya kenal.
Rambutnya gondrong, tubuhnya tinggi kekar, suaranya serak tapi keras kalo ngomong, pakaian kebesarannya Jaket parasut, T shirt, sepatu boot kulit dan jeans belel. Tunggangannya Yamaha RX King yang kalo dipakenya sering dipacu kencang.
Dia senior GP Immanuel, dulunya anggota GP aktif sewaktu ia masih belajar teologia di STPG Samarinda.
Kalo bertemu dengan bung Hengky kadang saya berusaha menghindar soalnya dulu dia sering betul menggugat GP Immanuel yang melupakan pemuda di pos-pos pelkes.
Pendeta yang dulunya seorang penginjil ini memang sangat konsisten “membela” hak-hak pelayanan jemaat di pelkes hingga tak jarang sikapnya ini bertabrakan dengan para MJ/PHM atau Ketua Jemaat sekalipun.
Salah satu Kesetiannya pada pos pelkes dia tunjukkan dengan tidak memboyong istri dan anaknya ke jemaat kota Sanga-sanga dimana ia pernah bertugas.
Waktu ditanya kenapa betah di pelkes separi, ia hanya jawab kalo ini tanah PerjanjianNya buat ia dan keluarganya...
Ketika masih Penginjil bung Hengky pernah bertugas di beberapa pelkes di mupel kaltim 1 dan 2, mulai dari pedalaman kabupaten Pasir hingga Bengalon, pedalaman mahakam di Batu Ampar hingga desa transmigran di Separi. Seluruh pelayanannya ia dedikasikan buat pos pelkes.
Ia satu-satunya Pendeta yang tak hadir waktu ada rakerdal pelkes di samarinda, saat itu kanker yang menggerogoti tubuhnya memaksanya berdiam diri dirumah panggung sederhana yang telah ditempatinya cukup lama. Rumah yang membuat kaget seorang Ketua Jemaat di Surabaya karena sederhananya hingga seperti tak layak dihuni oleh seorang Ketua Jemaat GPIB.
1 Oktober lalu ia dimutasi menjadi pendeta jemaat GPIB Immanuel Samarinda, mutasi ini untuk memudahkan perawatan yang sedang ia jalani.
Pendeta Hengky divonis mengidap kanker usus ketika ia ikut rakerdal GPIB sebagai Ketua Jemaat Maranatha Sanga-sanga. Ia menjalani perawatan mulai di RS PGI Cikini, RSPD Wahab Syahrani sampai RS Katolik Dirgahayu Samarinda, 8 bulan lebih ia menjalaninya hingga pada Sabtu, 26 Oktober lalu tepat pkl 12 siang di ruang Isolasi Pav. Gemma RS Dirgahayu, Pendeta yang lahir 25 Februari 1957 ini wafat ditengah-tengah rekan sejawat yang menungguinya.
Senin 28 Oktober pkl 12.30 siang, diadakan Ibadah Pelepasan Jenazah, 24 orang pendeta dijajaran Mupel Kaltim 1 dan 2 hadir melepas almarhum. Ini ditambah ratusan jemaat dari Samarinda, Sanga-sanga, Teluk Dalam dan Separi yang mengiringi pemakaman almarhum. Sementara sebelumnya Dua malam berturut-turut diadakan malam penghiburan di Pastori Immanuel tempat Alamarhum disemayamkan.
TPU Kristen di Teluk Dalam L1 yang masih dalam wilayah pelkes GPIB Immanuel menjadi tempat peristirahatannya yang terakhir.
Sosok pelayan yang sering terlihat menjual hasil kebunnya di pasar itu kini telah tiada, tak salah kalo seorang MJ berkata kalo GPIB telah kehilangan seorang Pendekar Pelkes.
Cita-cita Alamarhum agar kelak jemaat kami mendirikan koperasi yang menjual hsail pelkes dan dikelola BPK akan berusaha kami wujudkan.
Selamat Jalan bung Hengky !!!

Salam,
Roy Lolong
Immanuel Samarinda

0 Comments: